Bencana banjir bandang yang melanda
Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, diperkirakan mencapai
ratusan miliar. Selain merusak bangunan pemerintah, banjir juga
memporakporandakan perumahan penduduk.Hingga Kamis malam, para korban
banjir Wasior mengungsi ke Kabupaten Manokwari dan Nabire. DanaAda
sekitar 800 yang sudah diungsikan ke Nabire menggunakan kapal Nggapulu,
sementara 200 lebih lainnya diungsikan ke Manokwari. [sumber : 2].
Banjir bandang ini diperkirakan karena
adanya kerusakan hutan, akibat pemekaran wilayah dan penebangan pohon di
hutan oleh beberapa perusahaan HPH. Hal ini dilihat, pada saat kejadian
banjir bandang yang membawa pohon-pohon, sehingga pohon-pohon yang
dibawa banjir bandang ini yang juga banyak merusakkan rumah-rumah
penduduk. Hal ini didukung dengan hujan yang melanda secara
terus-menerus, sehingga hutan resapan air yang sudah mulai menipis,
sangat sulit untuk menahan beban air yang besar akibat hujan
terus-menerus [sumber : 3]. Papua Barat memiliki kerentanan
terhadap bencana ekologis. Penyebabnya adalah alih fungsi lahan secara
masif di kawasan itu. Dalam rentang waktu antara 2005 hingga 2009 juga
dilaporkan terjadinya deforestasi nasional mencapai lebih dari satu juta
hektar per tahun [sumber : 4].
Fakta di lokasi kejadian di wasior
Kabupaten Wondama, tidak dijumpai adanya pembalakan liar di atas kota
wasior tepatnya di pegunungan wondiwoi, karena pegunungan tersebut
adalah kawasan suaka alam, secara topografi juga sulit truk untuk naik
ke pegunungan tersebut karena lerengnya curam. Faktor utamanya adalah
curah hujan dengan intensitas tinggi, serta adanya bendung alami yang
terbentuk dari longsor tebing sungai yang membawa material lumpur, batu
dan pohon2x besar menutupi badan sungai, Akibat akumulasi curah hujan
sehingga bendung tersebut tidak kuat menahan dan akhirnya jebol, maka
terjadilah banjir banding
Tidak ada komentar:
Posting Komentar